Book Review Kenangan Semusim - Yas



Judul: Kenangan Semusim
Penulis: Yas
Penyunting: N. Eka P.
Desainer Sampul: Fadilla Dina Rizky
Penata Sampul: mnefend
Penata Isi: @baiknyarudi
Penerbit: Penerbit Koru
Halaman: 187
ISBN Digital: 978-623-7351-61-0

Blurb:

Dalam dongeng, kamu hanya akan merasakan sebuah getaran satu kali untuk selamanya. Tetapi pada kenyataannya, kamu akan merasakan getaran yang sama—meski kekuatannya tidak akan sama pada beberapa orang yang berbeda. Getaran yang membuatmy lelah jatuh dan patah berkali-kali. Sampai pada akhirnya, kamu merasakan lagi getaran yang sama da hatimu yakin untuk menjaganya sampai akhir meski kamu tahu dia akan membuatmu jatuh dan patah berkali-kali lebih menyakitkan dibanding sebelumnya.

Itulah yang kurasa tentangmu. Buatku, kamu dongeng yang menjadi nyata. Dongeng yang dapat kusentuh dengan tanganku. Dongen yang dapat kuhirup dengan hidungku. Kamu dongeng yang baru saja tercipta untukku dan getaran itu ada begitu saja.

Ketika kamu meraskaan getaran yang sama denganku, would you fall too and wait?

***

Jika ada dua pilihan, kembali dengan seseorang di masa lalu yang masih kau cintai atau menyambut masa depan yang sudah mengulurkan tangannya?

Kenangan semusin; seperti judulnya, buku ini bercerita tentang Reina dan kenangannya bersama Radit. Reina dan Radit adalah sepasang teman yang mempunyai mimpi yang bersinggungan. Reina bersama mimpinya menjadi seorang reporter dan Radit dengan mimpinya menjadi seorang aktor. Karena perbedaan profesi ini jugalah terbentang jarak di antara pertemanan mereka.

Konflik cerita ini terjadi ketika Reina dan Radit terjebak skandal. Seorang wartawan berhasil memotret mereka diam-diam ketika Reina sedang mewawancarai Radit secara ekslusif.

”Kembali bekerja saja, Rein. Kamu selalu ingin menjadi wartawan hebat. Kamu selalu mengucapkan itu sejak pertama kali bergabung di timku. Sekarang, jadilah wartawan yang hebat. Bukan wartawan terkenal karena skandal.”

Novel ini memakai sudut pandang orang pertama yaitu Reina, yang mana aku jadi penasaran tentang bagaimana perasaan-perasaan tokoh lainnya. Terutama perasaan Radit terhadap Reina. Alur ceritanya juga cukup mengalir. Cerita ini memakai alur maju dan alur mundur di mana mencerita tentang masa sekarang di antara Reina dan Radit serta bagaimana masa lalu mereka.

Tokoh di dalam cerita ini cukup mendalami perannya masing-masing apalagi di pertengahan cerita penulis berhasil membangun chemistry di antara Reina dan Tyo—pasangan meliput beritanya.

Penulis punya cara sendiri membuat pembaca untuk menyukai tokoh yang ia buat. Dan yaa, itu berhasil untukku aku menyukai semua tokoh di cerita ini.

“Sudah cukup memikirkan orang lain. Membuat kita seakan seperti orang lain saat berada di luar sana. Kamu pikir, aku tidak tersiksa ketika harus bersikap professional di luar sana untukmu? Aku tidak mau hanya hidup di dalam kenanganmu saja, Rein.”

Pesan yang aku dapatkan dari cerita ini adalah tidak ada salahnya merawat kenangan sebaik mungkin tapi ada saatnya juga kenangan itu harus dilepas ketika perasaan itu mulai menyesakkanmu. 

Buku yang tebalnya tidak mencapai 200 halaman ini berhasil membuatku nostalgia tentang masa lalu. Kadang kita perlu jujur dengan apa yang kita rasakan agar perasaan sakit ataupun rasa sesak tidak terus-terusan mengendap di diri kita. Hal yang perlu kita lakukan ada move on dari masa lalu dan menyambut masa depan yang sudah di depan mata.

Apapun yang terjadi di antara Reina dan Radit mungkin sudah sewajarnya seperti itu. Mereka terlalu lama menyimpan perasaannya masing-masing. Mengutip istilah “waktu yang tepat” tidak selamanya berujung baik. Karena terlalu lama menunggu perasaan itu bisa saja menghilang dengan sendirinya. Dan lagi-lagi kita harus ikhlas dengan ending apapun yang kita hadapi.

Sekian ulasan singkat dariku. 

#mulaimenulisblog #antaaressreview #ulasanbuku #bookreview

3 komentar

  1. Bagus, tapi ada typo di bagian blurb, "da" harusnya "dan". Baiknya sih untuk kata dalam bahasa Inggris itu dibuat miring tulisannya.

    BalasHapus
  2. Aku suka cover bukunya ♡_♡
    Menarik banget reviewnya. Kalau aku juga akan pilih masa depan, sih. Ehehe

    BalasHapus
  3. Review-nya menarik, Kak :) Kalau disuruh memilih, aku memilih yang pasti saja :D masa depan

    BalasHapus