Book Review Dompet Ayah Sepatu Ibu - J.S Khairen

 

photo by @antaaress_

Judul : Dompet Ayah Sepatu Ibu
Penulis: J.S Khairen
Penyunting: 
Penata letak: 
Penerbit: Grasindo
ISBN: 

Blurb:

Ada deras keringat ayah dan banjir tangis ibu dalam langkah kakimu hari ini.

Duna jahat dan kau kalah? Lihat telapak tanganmu. Ayah selalu menempa tangan itu agar tak menyerah. Ibu tak henti memapah tangan itu untu kberdoa. Bangkitlah untuk melangkah.

Ini kisah tentang ayah dan ibu, yang cintanya lahir bahkan sebelum kau lahir, yang cintanya tumbuh bahkan sebelum kau bertumbuh.

***

"Apa material termahal di dunia ini? Tangis bangga ayah dan ibumu."

halooo! udah lama banget nggak nulis di blog, jadi sebagai pertemuan pertama lagi di tahun 2024 ini aku akan post untuk pertama kalinya. aku pilih buku dari salah satu penulis favoritku, kenapa favorit? karena menurutku penulis ini punya ciri khas tersendiri dalam meramu kata. aku selalu suka dengan diksinya apalagi ada sindiran halus yang menyentil para pembacanya.

Di antara buku-buku penulis yang sudah aku baca, mungkin Dompet Ayah Sepatu Ibu akan aku masukkan list favorit aku.

Berbeda dengan buku sebelumnya yang membahas isu politik yang menurutku cukup berat, di buku ini penulis membawa sebuah cerita romansa dengan sisipan tentang keluarga. Hangat dan menyentuh dalam satu waktu.

Menceritakan tentang Zenna yang di janjikan sebuah sepatu oleh Abak—sang ayah. Tapi sebelum janji itu di tuntaskan, Abak sudah dulu pergi meninggalkan. Zenna sebagai anak tengah harus menanggung semuanya, lahir dari keluarga yang miskin, membuat Zenna harus mengemban tanggungjawab untuk menyekolahkan adik-adiknya.

Begitupula dengan Asrul, hidupnya tidak jauh berbeda. Ia tidak lahir dengan sendok emas, alih-alih, ia malah harus menerima fakta kalau keluarganya berantakan. Ia dan adiknya Isral, harus berjuang extra untuk menghidupi Umi dan adik perempuannya. Mereka punya mimpi, bisa membuatkan rumah dan bisa menaikkan haji Umi.

Pertemuaan Zenna dan Asrul terjadi dengan sederhana, Sepatu dan Dompet menghubungkan mereka berdua.

Cerita ini di kemas masih sama dengan buku-buku penulis sebelumnya, penuh dengan jokes yang merempet ke sindiran.

Jujur, kalau di tanya scene yang mana yang berhasil bikin aku mewek, mungkin pas Zenna tahu kalau Abaknya meninggal dan dia lari dari sekolah ke rumahnya, dan scene waktu Asrul mencari sang Ibu di reruntuhan rumah akibat longsor.

Aku suka bagaimana penulis menyelipkan nilai kehidupan tanpa menggurui sama sekali. Bagaimana penulis membuat karakter tokoh yang kuat dan tegar menghadapi banyak cobaan hidup. Ceritanya juga heartwarming, bikin mewek juga iya, bikin kangen ayah dan ibu juga huhu

Dan pas sampai di bagian akhir, aku scan barcode yang ada di halaman terakhir dan aku baca, ternyata buku ini tuh di ambil dari kisah nyata orang terdekat penulisnya langsung. Perjuangan yang luar biasa, dan aku belajar banyak dari buku ini.

Mungkin kalau boleh menyebutkan bagian kekurangannya itu di teknisnya sih yaa, pas mendekati halaman-halaman akhir, ada beberapa perpindahan waktu yang ngga terlalu konsisten jadi agak bikin bingung. Mungkin karena terburu-buru juga (?) Selebihnya sih aku okeee banget sama buku ini dan nggak bosan2 aku rekomendasikannya.

So, buat kalian yang lagi cari bacaan yang ringan tapi tetap ada nilai yang bisa di petik, bikin nangis juga (soalnya udah banyak korban yang mewek krn buku ini) yuk baca yuk. Hehe~ kenalan sama Asrul si pembuat surat cinta tapi dia sendiri jomblo.

"Api paling panas menyala saat ibumu menangis kecewa."

ada teman-teman pembaca di sini yang sudah baca bukunya? komen dong! see you next review, guys!

Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar