Review Forever Monday - Ruth Priscilia Angelina

Hallo, comeback to my blog. Berbekal bacaan lama aku ingin mengulas kembali sebuah novel yang berjudul “Forever Monday” langsung saja deh kenalan sama penulis dan penerbitnya.






Judul: Forever Monday

Penulis: Ruth Priscilia Angelina

Desain sampul: Orkha Creative

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Sinopsis:

Bagi Ingga, Senin adalah segala-galanya. Dia tidak mau menukar Senin miliknya untuk apa pun. Karena hanya pada hari Senin itu dia bisa menjadi pacar Eras., playboy berhati dingin yang mengasuh dia dan adiknya setelah ayah mereka meninggal beberapa tahun silam.

Kemudian Kale datang ke hidupnya. Pemuda nekat itu memperkenalkan hari-hari lain kepadanya, mengajarinya cara bersenang-senang, dan menyayangi diri sendiri. Tidak seperti Eras, Kale yang hangat membuat hatinya jungkir balik, memorakporandakan dunianya dengan semua bentuk kasih sayang yang aneh.

Namun, apakah itu semua cukup bagi Ingga untuk melepaskan Eras dan Senin miliknya? Apakah cinta buta membuat Ingga bertahan meski Eras memiliki banyak rahasia yang mampu menghancurkan gadis itu dan semua orang yang disayanginya?

***

“Dunia punya begitu banyak suara indah. Saya suka suara ibu, bisingnya orang lalu-lalang, gesekan pulpen di atas kertas, dan suara sahabat yang berseru heboh saat bermain PlayStation dengan saya. Tapi, ada satu suara yang paling saya suka. Suara detak jantung kamu.” – Eras Uparengga

Dua kata untuk novel ini: SAKIT JIWA!

Please, jangan berpikiran buruk dulu, tapi harus aku kasih tahu cerita di dalam novel ini memang kelam sekali walaupun ada beberapa bagian yang menurutku kurang masuk akal.

Di dalam novel ini penulis menyajikan tema yang berhubungan dengan mental ilness dan juga ada bumbu-bumbu romancenya. Hingga setiap adegan demi adegan selalu menyayat di hati. Novel ini juga menawarkan banyak kemewahan terbukti dari bagaimana dua sosok lelaki di balik cerita ini yaitu Eras dan Kale.

Di sepanjang aku menelusuri kisah Eras, Ingga, Kale, Rara, Gino, waah aku bisa menghafal semua nama mereka. Dan juga para orangtua seperti Adikara, Adinata, Wira, Tari, Johanes, Misa, Wahyu nama-nama yang ku sebutkan itu sangat berpengaruh dengan alur cerita di novel ini.

Gimana sih cara aku mendeskripsikan novel ini, aku bingung tapi aku ingin kalian yang baca tulisan ini jadi tahu bahwa novel ini sebagus itu dan kalian harus baca.

Kayanya emang ngga butuh waktu lama bagi aku untuk membabat habis novel yang satu ini, terbukti dalam beberapa jam aku sudah berada di akhir bab, untung aku bacanya lewat Gramedia Digital jadi terlalu sayang jika aku lempar hp karena kesel sama endingnya kan? Bukan karena ending nya bagus atau engga, tapi yaa gimana yaaa. Ahh sudahlah aku nggak bisa mendeskripsikan ending novel ini, terlalu sakit, dalam dan juga melegakan.

Novel ini kelam, sangat-sangat kelam. Seperti covernya baik cover pertama ataupun cover kedua ini. Dan judul novel ini juga sudah menunjukkan seberapa dalam arti dari judul tersebut.

Novel ini termasuk ke dalam novel metropop yang latar belakangnya di Bandung.

Sebelum masuk ke bagian-bagian yang ku dan nggak suka aku bakalan mengatakan ini dulu; beberapa adegan konflik mungkin terasa seperti sinetron tapi mungkin juga dengan adanya adegan itu membuat ceritanya lebih hidup. Dan secara keseluruhan aku menyukai konflik seperti di cerita ini. Ngga ketebak banget sih gimana endingnya dan plot twist nya luar biasa deh.

Senin adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Ingga karena di hari itu ia bisa menjadi pacar Eras. Hingga tiba-tiba ia bertemu dengan seorang lelaki yang mempunyai kepribadian sama seperti Eras yaitu Kale. Kale datang menawarkan sebuah pembebasan yang menyentuh hati Ingga. Hingga ia pun mempertanyakan kembali apa ia rasanya untuk Eras sudah berpaling untuk Kale?

Ini adalah cerita Kak Ruth pertama yang aku baca, jadi aku tidak bisa membandingkan dengan ceritanya yang lain. walaupun banyak yang bilang cerita “Black” lebih logis ngga menutup kemungkinan kalau cerita “Formon” ini juga bagus.

Setelah beberapa bulan menyelesaikan cerita ini, aku juga sering kepikiran dengan ending yang di buat. Entah aku yang nggak tahu atau emang endingnya ngga selogis itu. Well, secara keseluruhan aku suka dengan peubahan-perubahan yang terjadi di cerita ini.

Next time mungkin aku bakalan baca cerita Kak Ruth yang satu lagi. So, untuk kalian yang belum baca cerita ini selamat berburu novel yang sudah langka ini ya!

1 komentar

  1. Aku setuju banget. Endingnya kelam Skali. Kadang masih terasa sakit jika terbayang kisah ini.

    BalasHapus