Review Kado Terbaik - J.S Khairen


Sinopsis : 

Namaku Rizki. Usiaku empat belas tahun.

Saat ini aku berdiri di depan panti asuhan, membawa dua adik perempuanku. Bukan, aku bukan anak yatim piatu. Ibuku masih hidup. Tapi, dua menit yang lalu adalah hari terakhir kali aku bertemu dengan ibu. Hingga kelak aku dewasa, kami tak pernah bertemu lagi. Sementara ayahku tewas tertembak.

Panti asuhan ini bukan panti asuhan betulan. Dari luar memang ada plang bertuliskan panti asuhan. Di dalamnya? Penjara yang amat menakutkan.

Tak perlu menunggu besok bagi kami merasakan hal mengerikan. Di hari pertama kedatangan, malamnya kami bertiga langsung hampir mati.

Kalian, saat seusia kami, sedang melakukan apa? Inilah ceritaku. Tak banyak yang tahu, tak banyak yang maun mendengarkan inilah kisahku, tentang kado terbaik itu. Semoga aku bercerita pada orang yang tepat.

***
akhirnya selesai juga baca buku js khairen yang terbaru ini. sedikit berharap banyak dengan ending ceritanya tapi yaa kadang hidup memang harus serealistis itu yaa

ceritanya seru, asik dan menegangkan. oh dan nyesek pastinya. agak sedikit sebel sama rizki yang bebal cuma yaa gimanaa, mungkin itu pola pikir anak jalanan untuk bisa survive (?) tapi yaa jadi seperti seorang rizki nggak mudah sih, dari umur masih sangat muda harus di hadapkan sama kehidupan yang kejam. Di tinggal oleh sang ayah serta 'di buang' oleh sang ibu bersama dengan dua adiknya—bahkan salah satunya masih bayi.

agak sedikit bingung sama alur ceritanya, aku nemu beberapa plot kosong yang kalau lebih di ceritakan lagi akan membuat cerita jadi lebih bagus. seperti; kenapa tono di tembak (?) kemana perginya bang toron (?) dan ada beberapa lagi. Rasanya jadi terlalu terburu-buru cara penyelesaiannya.

terus aku juga nemu beberapa penyebutan nama yang salah, bukan sekali tapi ada beberapa kali (semoga nanti bisa diperbaiki kalau cetul)

kalau teman-teman ingin membaca cerita tentang sisi gelap anak jalanan yang jarang diketahui, mungkin buku ini bisa menceritakan gambaran kehidupan anak jalanan secara lebih dalam.

ohiya, aku suka dengan pilihan kata-kata di pembuka setiap bab-nya. Bahkan ada satu bab yang bikin aku berhasil diam lalu nangis. Cengeng deh si fira ini tapi asli itu tuh sedih banget.

Sama seperti judulnya “kado terbaik” membaca buku ini juga bisa menjadi kado terbaik buat diri sendiri. Ohiya, di ending juga terjawab tentang kenapa judul bukunya kado terbaik.
Walau ini bukan buku favoritku (karena favoritku tetap saja ‘Melangkah’ nggak ada salahnya untuk di baca, soalnya banyak inti sari tentang kehidupan yang dapat di petik.

Qoute favorit aku : “Teleponlah orangtua setiap hari, khususnya bagi yang merantau. Bayangkan satu hari, ayah atau ibumu tidak lagi terbangun. Bayangkan, kesendirian yang dingin, yang dihadapi ibu atau ayahmu saat tahu pasangan sehidup sematinya sudah pergi untuk selamanya. Mengguncang-guncang tubuh, dengan rasa pilu, berharap kau anaknya juga ada di sana.”

Posting Komentar